- ariel teriak tanda tak dalam.
- sekali merengkuh luna, cut tari aura kasih, dll terlampaui
- bagai ariel merindukan luna (=bulan, prancis)
- air susu luna,dibalas air manie ariel
- (jawa) luna luna angger kelakon
- tak ada luna, tari pun jadi
- ariel tenang menghanyutkan
- ariel luna dalam perahu, cut tari tak tahu
- ariel cucuran keringat, jatuhnya ke pelukan luna juga
- bagai luna di ujung tanduk ariel
- lain luna lain tari, lain orang lain mainnya
- bagai luna dibelai ariel
- Barang luna tak selebar daun kelor.
Sunday, July 25, 2010
Peribahasa Rusak
Sunday, July 4, 2010
Semar Loyo
Selain lembaga pemerintahan, kebiasaan singkat menyingkat juga berlaku untuk tag line suatu daerah.
Solo Berseri, Jogja Berhati Nyaman, Temanggung Bersenyum, Cilacap Bercahaya, semuanya adalah singkatan. Juga untuk menyebut suatu kawasan, yang katanya akan menjadi suatu kawasan yang unggul dan berkembang.
Bermula dari Jabotabek, eh sekarang Jabodetabek. Muncul pula:
- Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya , Sidoarjo, Lamongan),
- Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen),
- Pawonsari Bakulrejo (Pacitan Wonogiri Wonosari, Bantul, Kulon Progo, Purworejo), atau
- Joglosemar (Jogja Solo Semarang).
Beruntung tidak ada yang membalik urutannya menjadi Semarang Solo Yogya, disingkat menjadiSemar Loyo. Mungkin di masa mendatang akan muncul juga Dibalang Sendal (Purwodadi, Batang, Pemalang, Semarang , Kendal), atau Kasur Bosok (Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali, Solo, Klaten). Asal jangan Susu Mbokde (Surakarta , Sukoharjo, Mboyolali, Kartasura, Delanggu) atau Tanteku Montok (Panjatan, Tegalan, Kulwaru, Temon, Toyan, Kokap)
Anak-anak muda Jogja tidak kalah kreatifnya untuk ikut-ikutan menyingkat nama tempat. Sebut saja Amplas untuk Ambarukmo Plaza , atau Jakal (Jalan Kaliurang), Jamal (Jalan Magelang). Kalau sampeyan sekolah di SMA 6, bisa nyombong kalau sampeyan sekolah di Depazter alias Depan Pasar Terban.
Bahkan, dari pusat kota Jogja, sangat mudah untuk mencapai Paris (Parangtritis), atau Pakistan(Pasar Kidul Stasiun alias Sarkem), bahkan Banglades (Bangjo Lapangan Denggung Sleman).
Sampeyan seorang yang enthengan, ringan tangan, suka membantu, ndak pernah menolak untuk dimintai tolong? Berarti sampeyan layak menyandang nama Willem Ortano, alias Dijawil Gelem Ora Tau Nolak.
Atau kalau sampeyan pinter omong, jualan obat, meyakinkan orang dengan omongan sampeyan yang nggak karuan bener salahnya, maka jangan marah kalau sampeyan dipanggil sebagai Toni Boster, alias Waton Muni Ndobose Banter.
Sumber: Milis sebelah
Perbedaan para mantan presiden
BUNG KARNO = disukai perempuan
PAK HARTO = ditaklukkan perempuan
PAK HABIBIE = disangka perempuan
GUS DUR = digandeng perempuan
BU MEGA = perempuan beneran
BUNG KARNO = bukan militer, tapi penampilan militer.
PAK HARTO = bekas militer, mengembangkan tradisi militer
PAK HABIBIE = dekat militer, dilindungi militer
GUS DUR = bukan militer, tapi punya militer swasta (Banser NU)
BUNG KARNO = memancing wanita
PAK HARTO = memancing ikan
PAK HABIBIE = memancing amarah mahasiswa
GUS DUR = memancing tawa siapa saja
BUNG KARNO = dimanfaatkan komunis
PAK HARTO = dimanfaatkan putera-puterinya
PAK HABIBIE = dimanfaatkan konco-konconya
GUS DUR = dimanfaatkan tukang pijatnya
BU MEGA = dimanfaatkan suaminya
BUNG KARNO = bingung memilih perempuan
PAK HARTO = tidak pernah bingung
PAK HABIBIE = berpenampilan seperti orang bingung
GUS DUR = suka membuat bingung orang lain
BU MEGA = dibuat bingung suaminya
BUNG KARNO = turun dari presiden karena ada yg mau gantikan
PAK HARTO = turun dari presiden karena sudah menyiapkan pengganti
PAK HABIBIE = turun dari presiden karena didemo mahasiswa
GUS DUR = tidak mau turun
BU MEGA = turun pada waktunya
BUNG KARNO = menciptakan keamanan dan persatuan bangsa
PAK HARTO = menciptakan kemakmuran bangsa dan keluarganya
PAK HABIBIE = menciptakan demontrasi dan perpecahan bangsa
GUS DUR = menciptakan partai kebangkitan bangsa
BUNG KARNO = jarang sekali jalan-jalan
PAK HARTO = suka jalan-jalan
PAK HABIBIE = bisa jalankan pesawat
GUS DUR = sudah jalannya susah, suka jalan-jalan ke Luar Negeri lagi
BUNG KARNO = dapat ilmu dari pengalaman
PAK HARTO = dapat ilmu dari SD
PAK HABIBIE = dapat ilmu dari Jerman
GUS DUR = dapat ilmu dari langit
BU MEGA = dapat ilmu dari bokapnya
BUNG KARNO = prinsipnya: Merdeka atau Mati
PAK HARTO = prinsipnya: Lebih baik sakit daripada dipenjara
PAK HABIBIE = prinsipnya: kemajuan dengan penguasaan teknologi
GUS DUR = prinsipnya: gitu saja koq repot…
BU MEGA = prinsipnya: diam itu emas
BUNG KARNO = Old Order
PAK HARTO & PAK HABIBIE = New Order
GUS DUR = No Order
BU MEGA = Out of Order
BUNG KARNO = Gila Wanita
PAK HARTO = Gila Harta
HABIBIE = Seperti orang gila
GUS DUR = Pemilihnya yang gila
BU MEGA = Suaminya yang gila
BUNG KARNO = negarawan
PAK HARTO = hartawan
HABIBIE = ilmuwan
GUS DUR = wisatawan
BU MEGA = tak perawan